72 research outputs found

    Pengaruh Lama Penyimpanan Pupa Parasitoid Eretmocerus Mundus (Hymenoptera: Aphelenidae) pada Suhu Rendah terhadap Kebugarannya

    Full text link
    Eretmocerus mundus adalah salah satu parasitoid yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai agens pengendali hayati Bemisia tabaci. Salah satu kendala yang dijumpai dalam produksi massal parasitoid E. mundus adalah lama pupasi yang berkisar antara 3-4 hari, padahal untuk penanganan biakan massal sebelum parasitoid diaplikasikan atau dipasarkan perlu waktu penyimpanan yang lebih lama. Oleh karena adanya kendala dalam lama waktu penyimpanan pupa, maka dicari cara penyimpanan yang dapat memperpanjang daya simpan pupa parasitoid tersebut melalui penyimpanan pada suhu rendah di dalam lemari pendingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu penyimpanan pupa parasitoid E. mundus pada suhu rendah terhadap tingkat kemunculan imago E. mundus dan tingkat parasitisasinya pada B. tabaci. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Entomologi dan rumah kaca Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas delapan perlakuan dan tiga ulangan. Kedelapan perlakuan tersebut adalah penyimpanan pias-pias yang berisi pupa parasitoid E. mundus. pada suhu rendah (5-9°C) selama 3, 6, 9,12, 15, 18 dan 21 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyimpanan pupa E. mundus pada suhu rendah (5-9°C) dapat dilakukan sampai dengan 6 hari karena tidak mempengaruhi persentase kemunculan imago, lama muncul imago, tingkat parasitisasi dan lama hidup imago E. mundus

    Aplikasi Jamur Entomopatogen Lecanicillium lecanii pada Berbagai Kerapatan Konidia dan Frekuensi Aplikasi terhadap Hama Kutukebul (Bemisia tabaci) pada Tanaman Tomat

    Get PDF
    Kutukebul (Bemisia tabaci) merupakan hama penting pada tanaman tomat. Pengendalian B. tabaci umumnya dilakukan secara kimia menggunakan insektisida sintetik. Sementara itu, pemanfaatan agensia hayati seperti jamur entomopatogen direkomendasikan sebagai alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan. Jamur entomopatogen Lecanicillium lecanii dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan B. tabaci. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan kerapatan konidia dan frekuensi aplikasi L. lecanii yang paling tepat dalam menekan populasi kutukebul pada tanaman tomat. Percobaan ini dilakukan di rumah kaca Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada bulan Agustus hingga Oktober 2022. Percobaan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas sepuluh perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan terdiri atas jamur entomopatogen L. lecanii dengan kerapatan 107 konida/ml, 108 konidia/ml, dan 109 konidia/ml dengan frekuensi aplikasi 1 minggu, 2 minggu, dan 3 minggu sekali, serta perlakuan kontrol yang diaplikasikan pada stadia nimfa B. tabaci. Hasil penelitian didapatkan jamur entomopatogen L. lecanii dengan kerapatan 107 konidia/ml dengan frekuensi waktu aplikasi 3 minggu sekali efektif dan dianggap efisien mengendalikan populasi nimfa B. tabaci serta memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat serta hasil panen buah tomat

    Kemampuan Bacillus subtilis dan Lysinibacillus sp. dalam Silika Nano dan Serat Karbon untuk Menginduksi Ketahanan Bawang Merah terhadap Penyakit Bercak Ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif)

    Get PDF
    ABSTRACTThe ability of Bacillus subtilis and Lysinibacillus sp. singly or mixed, with carbon fiber and nano silica to induce resistance of shallot to purple blotchPurple blotch disease caused by Alternaria porri is one of the major disease on shallot. One of the methods that can be applied to control the disease is the use of antagonistic bacteria. Antagonistic bacteria can be used as a resistance inducer to suppress pathogen development. In this study, Bacillus subtilis and Lysinibacillus sp. were formulated in carbon fiber as a carrier and nano silica 3% as a complementary. This study was conducted to determine the ability of Bacillus subtilis and Lysinibacillus sp. singly or mixed, with carbon fiber and nano silica to induce resistance of shallot to purple blotch. The experiment was conducted at the Laboratory of Phytopathology, Departement of Plant Pest and Diseases and Ciparanje Green House, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran from December 2017 until July 2018. Suspension of Bacillus subtilis and Lysinibacillus sp. singly or mixed were formulated in carbon fiber 80 Mesh and 3% nano silica. The experiment used Randomized Block Design consisted of 8 treatments with 3 replications. Each replication consisted of 5 plants. The results showed that the mixture of Bacillus subtilis and Lysinibacillus sp. in 3% silica nano and carbon fiber was the ablest treatment to increase the resistance of shallot to purple blotch by 71,2%.Keywords: Antagonistic bacteria, BiocontrolABSTRAKPenyakit bercak ungu yang disebabkan oleh Alternaria porri merupakan salah satu penyakit utama pada bawang merah. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengendalian yaitu menggunakan bakteri antagonis. Bakteri antagonis dapat digunakan sebagai penginduksi ketahanantanaman untuk menekan perkembangan penyakit. Pada penelitian ini, Bacillus subtilis dan Lysinibacillus sp. diformulasikan dalam serat karbon sebagai bahan pembawa dan silika nano 3% sebagai bahan pelengkap. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri Bacillus subtilis dan Lysinibacillus sp. secara tunggal maupun campuran dalam serat karbon dan silika nano3% untuk menginduksi ketahanan bawang merah terhadap penyakit bercak ungu. Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan dan Rumah Kaca, Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran mulai dari bulan Desember 2017 hingga Juli 2018. Suspensi Bacillus subtilis dan Lysinibacillus sp. secara tunggal maupun campuran diformulasikan pada serat karbon dan silika nano 3%. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri dari 8 perlakuan dengan 3 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 5 tanaman. Dari hasil percobaan diketahui bahwa campuran B. subtilis dan Lysinibacillus sp. dalam silika nano 3% serta serat karbon mampu meningkatkan ketahanan bawang merah terhadap penyakit bercak ungu dengan persentase hambatan sebesar 71,2%.Kata Kunci: Bakteri antagonis, Biokontro

    Pelepasan Eretmocerus sp. (Hymenoptera: Aphelinidae) untuk Mengendalikan Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera: Aleyrodidae) pada Tanaman Tomat Hidroponik

    Get PDF
    ABSTRACTThe Augmentation of Parasitic Wasp Eretmocerus sp. (Hymenoptera: Aphelinidae) to Control Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera: Aleyrodidae) in Hidroponic TomatoesSweet potato whitefly Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera: Aleyrodidae) is one of the most important agricultural insect pests especially vegetables in Indonesia. One of techniques to control this pest is the used of parasitic wasp Eretmocerus sp. This research aimed to find out an effective dose and interval application of Eretmocerus sp. release against B. tabaci at hydroponic tomatoes. This research was carried at the green house, Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. The experiment was arranged in a Randomized Block Design consisting of nine treatments and three replications. The treatments were the combination between doses (2, 4 and 8 pupae of Eretmocerus sp.) and interval applications (1, 2 and 3 weeks). The result showed that doses of Eretmocerus sp. released and interval application had effect on parasitization level in the fifth and sixth week after first release. The highest parasitization occurred at treatment of releasing 8 pupae at one week interval (24.63%). However, the parasitization level at first week until fifth week had no significant different among treatments. The low level of parasitization may be caused by high population of B. tabaci at the first release, high temperature in greenhouse, different host plant of Eretmocerus sp. between mass rearing and treatment, not enough number of the released Eretmocerus sp., and the attack of Oidium sp., the patogen of powdery mildew disease on tomato.Keywords: Augmentation, Eretmocerus sp., Hydroponic tomatoes, Bemisia tabaciABSTRAKBemisia tabaci Gennadius (Homoptera; Aleyrodidae) atau lebih dikenal kutu kebul, merupakan salah satu hama penting yang menyerang beberapa komoditas pertanian khususnya sayuran di Indonesia. Salah satu teknik pengendalian yang ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan parasitoid nimfa Eretmocerus sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis dan interval aplikasi pelepasan Eretmocerus sp. sehingga efektif dalam menekan populasi B. tabaci pada tanaman tomat hidroponik. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdapat sembilan perlakuan dan tiga ulangan yang merupakan kombinasi perlakuan antara dosis (jumlah pupa yang dilepaskan) yaitu 2, 4, dan 8 pupa Eretmocerus sp. dengan interval aplikasi yaitu 1 minggu, 2 minggu dan 3 minggu sekali. Hasil Penelitian menunjukkan dosis dan interval aplikasi mempengaruhi tingkat parasitisasi pada minggu kelima dan minggu keenam setelah pelepasan pertama dengan tingkat parasitisasi tertinggi mencapai 24,63% pada pelepasan 8 pupa dengan interval 1 minggu sekali. Akan tetapi, tingkat parasitisasi pada minggu pertama sampai minggu kelima masih sangat rendah pada seluruh perlakuan berkisar antara 2,49%-11,42% atau seluruh perlakuan tidak berbeda nyata. Rendahnya tingkat parasitisasi Eretmocerus sp. pada penelitian ini disebabkan oleh tingginya populasi B. tabaci pada perlakuan pertama, tingginya temperatur di dalam rumah kaca, perbedaan tanaman inang ketika perbanyakan dan percobaan, kurangnya jumlah Eretmocerus sp. yang dilepaskan, dan serangan jamur Oidium sp. penyebab penyakit embun tepung.Kata Kunci: Pelepasan, Eretmocerus sp., tomat hidroponik, Bemisia tabac

    The Parasitism of Eretmocerus Mundus Mercet (Hymenoptera; Aphelinidae) on Bemisia Tabaci Gennadius (Homoptera; Aleyrodidae) and Its Mass Rearing on Several Alternative Hosts

    Full text link
    Sweet potato whitefly Bemisiatabaci Gennadius is one of major pests of vegetables. One of techniques to control this pest is the use of parasitic wasp Eretmocerus mundus Mercet. This research was aimed to find out the effect of host density on level of parasitization and alternative host for mass rearing of E. mundus. This research was carried out at green house of the Departement of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. In parasitization test, the experiment was arranged in a randomized block design consisting of six treatments (50, 100, 150, 200, 250, and 300 nymphs ofB. tabaci) and four replications. In alternative host test, five treatments (B. tabaci, Trialeurodessp., Aleurodicus sp., Aleurocanthus sp., and Aphis gossypii) were used. The result showed that host density affected on the parasitization level. The highest parasitization occurred at host density of 200 nymphs,that was 29.25%. Trialeurodes sp. and Aleurodicus sp. can be parasitized by E. mundus with levels of parasitization were 19.6% and 2.6%, respectively. There was no significant different between the parasitization on Trialeurodessp. (19.6%) and B. tabaci (24%). However, the performances of the parasitoid (parasitization level, adult emergence, and host feeding behaviour) reared on B. tabaci was better than those reared on Trialeurodes sp

    Araecerus fasciculatus (De Geer) (Coleoptera: Anthribidae): Biologi dan Kerusakannya pada Singkong Kering (Manihot esculenta Crantz)

    Get PDF
    Araecerus fasciculatus merupakan hama yang menginfestasi komoditas pertanian di gudang penyimpanan. Pada singkong kering, hama ini menyebabkan kerusakan sebesar 20,6-91,51%. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari biologi A. fasciculatus pada singkong kering dan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya. Pengujian lama perkembangan telur dilakukan dengan menginfestasikan imago A. fasciculatus sebanyak 100 ekor ke masing-masing 50 potong singkong kering selama 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 hari. Pengujian lama perkembangan larva, pupa, dan imago ke masing-masing 305 potong singkong kering selama 1, 2, 3, 4, 5 hari, selanjutnya singkong kering 5 potong didestruksi setiap hari selama dua bulan. Pengamatan dilakukan setelah lama hari infestasi. Pengamatan dilakukan terhadap morfologi, morfometri, lama perkembangan setiap stadia, tingkat kerusakan singkong kering akibat infestasi A. fasciculatus. Pada pengujian ini, dilakukan analisis kandungan nutrisi singkong kering, pengukuran suhu, dan kelembapan ruang pengujian. Hasil penelitian menunjukkan lama perkembangan telur 5,82 hari. Perkembangan larva instar pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima selama 3,40; 3,80; 4,60; 5,80; 7,80 hari. Sedangkan pupa dan imago selama 7,20 dan 28,34 hari. Pada pengujian ini, disajikan morfologi gambar berwarna dan morfometri semua stadia. Periode penyimpanan 3 bulan menyebabkan persentase kehilangan singkong kering berlubang 61,58% dan bubuk singkong 11,08%. Pengujian biologi ini akan menjadi dasar dalam identifikasi dan pengendalian A. fasciculatus untuk setiap stadianya pada singkong kering

    Pengaruh Komposisi Pakan Buatan terhadap Perkembangbiakan Menochilus sexmaculatus Fabricius (Coleoptera: Coccinellidae)

    Get PDF
    Menochilus sexmaculatus merupakan salah satu predator yang memangsa berbagai jenis serangga antara lain famili Aphididae, Coccidae, Diaspidae, dan Aleyrodidae yang menyerang tanaman hias, kacang-kacangan, jagung, kopi, tebu dan tembakau. Upaya perbanyakan serangga tersebut pada pakan alami seringkali menghadapi kendala. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi pakan buatan yang paling baik untuk perkembangbiakan M. sexmaculatus sehingga dapat menunjang upaya pembiakkan massal yang lebih praktis dan efisien. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 8 perlakuan yaitu 7 perlakuan  pakan buatan dan 1 perlakuan pakan alami. Komposisi utama pakan buatan yang diuji adalah tepung hati ayam, tepung telur, tepung kedelai, tepung hati ayam dan tepung telur (1:1), tepung telur dan tepung kedelai (1:1), tepung kedelai dan tepung hati ayam (1:1), tepung hati ayam, tepung telur dan tepung kedelai (1:1:1), yang masing-masing dicampur bahan tambahan berupa ragi roti, gula pasir, madu, vitamin C dan vitamin E. Setiap perlakuan diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa M. sexmaculatus yang diperbanyak pada pakan buatan dengan komposisi utama berupa 30 g tepung telur + 20 g bahan tambahan adalah komposisi pakan buatan yang paling baik dengan menghasilkan jumlah telur 157,25 butir, persentase penetasan telur 92,54%, jumlah larva 145 ekor, jumlah imago 133 ekor dan persentase kemunculan imago 91,67%

    Populasi Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit Elaeidobius kamerunicus Faust dan Pengaruhnya terhadap Nilai Fruit Set pada Tanah Berliat, Berpasir dan Gambut di Kalimantan Tengah, Indonesia

    Get PDF
    ABSTRACTPopulation of soil palm weevil pollinator Elaeidobius kamerunicus FAUST and its impact on fruit setvalue at clay, sandy and peat soil types in central Kalimantan, di IndonesiaOil palm weevil pollinator Elaeidobius kamerunicus Faust plays an important role in the increasing oilpalm fruit set value. Along with the development of oil palm, fruit set problems occurred in recentdecades in some parts of Indonesia. An experiment was carried out on a seven years old oil palmplantation located at Selangkun Estate, Kotawaringin Barat, Central Kalimantan, Indonesia to find outthe influence of population E. kamerunicus on pollination efficiency at clay, sandy and peat soil types.Relative to other soil types, a high weevil population on male (50,811 weevils/ha ; 72 weevils/spikelet)and female (219 weevils) inflorescences had been recorded at clay soil. Fruit set value on clay soil 58.9%and significantly different with sandy soil of 49.8% and peat soil of 46.4%. Population E. kamerunicusper ha influenced fruit set value at clay, sandy and peat soil types. Number of E. kamerunicus visitedfemale inflorescences did not influenced fruit set value at clay, sandy and peat soil types.Keywords: Clay soil, Elaeidobius kamerunicus, fruit set, peat soil, population, sandy soil ABSTRAKSerangga penyerbuk kelapa sawit Elaeidobius kamerunicus FAUST berperan penting dalam peningkatannilai fruit set kelapa sawit. Seiring dengan perkembangan kelapa sawit, adanya permasalahan nilai fruitset telah terjadi dalam beberapa kurun waktu di beberapa wilayah Indonesia. Penelitian dilakukan diperkebunan kelapa sawit yang telah berumur tujuh tahun, berlokasi di Selangkung, Kotawaringin Barat,Kalimantan Tengah, Indonesia dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh populasi E. Kamerunicusterhadap efisiensi penyerbukan pada tipe tanah liat, pasir dan gambut. Berdasarkan tipe tanahdilaporkan bahwa tingginya populasi kumbang pada bunga jantan yaitu (50.811 kumbang/ha; 72kumbang/spikelet) dan bunga betina yang sedang mekar (219 kumbang) pada tipe tanah berliat.Adapun, nilai fruit set pada tanah liat sebesar 58,9% dan berbeda nyata dibandingkan dengan tanahberpasir (49,8%) dan gambut (46,4%). Populasi E. kamerunicus per ha berpengaruh terhadap nilai fruitset pada tipe tanah liat, pasir dan gambut. Namun, jumlah E. kamerunicus yang mengunjungi bungabetina yang sedang mekar tidak berpengaruh terhadap nilai fruit set pada tipe tanah liat, pasir dangambut.Kata Kunci : Elaeidobius kamerunicus, Fruit set , Populasi, Tanah Gambut, Tanah liat, Tanah Pasi

    Sosialisasi Budidaya Buah Naga Untuk Daerah Pesisir di Desa Cintaratu, Parigi, Kabupaten Pangandaran

    Get PDF
    SOCIALIZATION OF DRAGON FRUIT CULTURE FOR COASTAL REGION IN CINTARATU VILLAGE, PARIGI, DISTRICT OF PANGANDARAN. Dragon fruit is one type of potential fruits to be developed in the lowlands such as Pangandaran. Knowledge of dragon fruit cultivation in this area. An effort for the process of empowerment and community development for dragon fruit cultivation is with the socialization activities about the technology of dragon fruit cultivation. The purpose of this activity is to introduce dragon fruit plants to be cultivated in coastal areas of Pangandaran as one of the sources of food that rich with nutrition and support the improvement the nutrition of the community and allows to be an additional income for community. This activity was conducted in Cintaratu Village, Parigi, Pangandaran City by seminar and making the demonstration plot. The seminar was introduction of dragon fruit, explanation about the superiority and importance of dragon fruit as a source of nutrition, and also technology of dragon fruit cultivation in coastal area. In addition to making the demonstration plot (demplot) of dragon fruit on farmers' land. The results of this activities showed that there looks enthusiastic society to know more about what is the dragon fruit and how the dragon fruit culture techniques, so the dragon fruit in the area can develop. Keywords: Community, Cultivation, Dragon fruit, Pangandaran

    THE PARASITISM OF Eretmocerus mundus MERCET (HYMENOPTERA; APHELINIDAE) ON Bemisia tabaci GENNADIUS (HOMOPTERA; ALEYRODIDAE) and ITS MASS REARING ON SEVERAL ALTERNATIVE HOSTS

    Get PDF
    Sweet potato whitefly Bemisiatabaci Gennadius is one of major pests of vegetables. One of techniques to control this pest is the use of parasitic wasp Eretmocerus mundus Mercet. This research was aimed to find out the effect of host density on level of parasitization and alternative host for mass rearing of E. mundus. This research was carried out at green house of the Departement of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. In parasitization test, the experiment was arranged in a randomized block design consisting of six treatments (50, 100, 150, 200, 250, and 300 nymphs ofB. tabaci) and four replications. In alternative host test, five treatments (B. tabaci, Trialeurodessp., Aleurodicus sp., Aleurocanthus sp., and Aphis gossypii) were used. The result showed that host density affected on the parasitization level. The highest parasitization occurred at host density of 200 nymphs,that was 29.25%. Trialeurodes sp. and Aleurodicus sp. can be parasitized by E. mundus with levels of parasitization were 19.6% and 2.6%, respectively. There was no significant different between the parasitization on Trialeurodessp. (19.6%) and B. tabaci (24%). However, the performances of the parasitoid (parasitization level, adult emergence, and host feeding behaviour) reared on B. tabaci was better than those reared on Trialeurodes sp.Key word: Eretmocerus mundus, mass rearing, alternative hos
    corecore